Sidoarjo, JatimInside.com – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, memberikan apresiasi kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terkait dengan langkah mitigasi bencana di Jatim.
Apresiasi tersebut disampaikan langsung Pj Gubernur Adhy, ketika menerima paparan terkait prakiraan cuaca, saat berkunjung di BMKG Stasiun Meteorologi Juanda, pada Kamis (19/12/2024) lalu.
“Jadi ramalan BMKG ini lebih sering terjadi. Tentunya kami mengapresiasi BMKG dan BPBD Jatim yang telah luar biasa mengidentifikasi masalah dan kemudian menyelesaikan persoalan dalam waktu yang singkat. Ini luar biasa,” ujar Adhy Karyono dalam siaran tertulisnya dikutip pada Minggu (22/12/2024).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Adhy menuturkan bahwa kesiapsiagaan di musim penghujan harus terus ditingkatkan. Sebab, datangnya hujan tidak bisa diketahui persis seberapa besar intensitas dan dampaknya.
“Maka dari itu, saya minta kesiapsiagaan terus ditingkatkan terutama di musim-musim penghujan seperti ini,” tuturnya.
Sebagai langkah antisipasi, Pemprov Jawa Timur telah memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak Rabu (18/12/2024) malam untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi. Operasi ini berlangsung hingga 22 Desember 2024.
“Alhamdulillah di Jatim sistem kesiapsiagaan sudah bagus. Holistik dan relawan sudah baik. Ditambah kita melakukan OMC sampai 22 Desember. Mudah-mudahan ini akan membawa dampak signifikan bagi masyarakat terutama di daerah-daerah rawan bencana,” ungkap Adhy.
Di waktu yang sama, Pj Gubernur Adhy sekaligus berkunjung ke Base Ops Lanudal Juanda. Di sana, ia meninjau pesawat Cesna Karavan 208B dengan nomor registrasi PKSNN yang digunakan dalam OMC.
Pesawat tersebut menyemai hingga satu ton garam dapur (NaCl) atau kalsium klorida (CaCl2) di langit perairan Madura untuk memodifikasi awan yang berpotensi menghasilkan hujan di wilayah daratan.
“Alhamdulillah teknologi kita sudah maju. Dengan ini, diharapkan debet air hujan bisa berkurang. Sehingga nantinya bisa mencegah banjir atau bencana lainnya,” jelasnya.
Berdasarkan data Posko OMC, kegiatan modifikasi cuaca dilakukan 5-6 kali sortie per hari, dengan durasi setiap sortie antara 1,5 hingga 2 jam. Target operasi ditentukan berdasarkan potensi awan yang terpantau oleh BMKG. (Rls/Had/Red)