SURABAYA, Jatiminside.com – Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu daerah penyalur Dana Desa (DD) tercepat. Hal ini berdasarkan data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Capaian tersebut berhasil mengubah angka kemiskinan di desa. Tercatat per Maret 2023, angka kemiskinan desa menurun dibanding sebelum pandemi pada tahun 2019.
Padahal, secara global angka kemiskinan Jawa Timur dari rilis terakhir BPS pada Januari 2023 mencatat angka kemiskinan Jatim pada September 2022 mencapai 4.236.510 penduduk miskin. Angka tersebut naik 0,11 persen atau 55,22 ribu orang dari data Maret 2022.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Namun yang menarik itu, data tersebut tidak berlaku kemiskinan di desa. Angka kemiskinan desa kita lebih baik daripada sebelum Pandemi. Artinya, effort kita menurunkan kemiskinan desa sudah luar biasa,” kata Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak dalam Rakor Pengentasan Kemiskinan di Surabaya, Selasa (7/3/2023).
Dari data yang ada, angka kemiskinan desa per September 2022 mencapai 13,90 persen. Angka tersebut turun dibanding pada saat sebelum pandemi tahun 2019 dengan presentasi 14,16 persen.
“Pengentasan kemiskinan desa ini jauh lebih baik dibanding angka kemiskinan di perkotaan. Sebab, data BPS menunjukkan angka kemiskinan kota meningkat dari 6,77 persen per September 2019 menjadi 7,78 persen per September 2022,” urai Wagub Jatim Emil.
“Kalau kemiskinan kota naik tapi kemiskinan desa turun. Artinya, kita harus optimis desa bisa menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi Jatim,” tambah mantan Bupati Trenggalek itu.
Meski ada penurunan angka kemiskinan desa, namun Wagub Emil meminta pemerintah daerah agar tetap serius menyikapi angka kemiskinan yang masih cukup tinggi. Caranya yakni, dengan melakukan koordinasi bersama kepala desa menyelaraskan data by name by address dan menjalankan program pengentasan tepat sasaran.
“Kita harus mawas diri bahwa kita belum seperti sebelum pandemi. Sebelum pandemi kemiskinan jatim 10,20 persen sekarang masih di angka 10,49 persen,” tutur Wagub Emil.
Sementara itu, sejumlah daerah dengan angka penduduk miskin tertinggi ada di Malang dengan total 252.880 penduduk. Lalu, Jember dengan 232.739 penduduk dan Sampang dengan 217.970 penduduk. Kemudian, Sumenep dengan 206.200 penduduk, dan Kabupaten Probolinggo dengan 203.230 penduduk.
Sedangkan secara presentase penduduk miskin tertinggi berada di Sampang 21,61 persen, Bangkalan 19,44 persen, Sumenep 18,76 persen, Kabupaten Probolinggo 17,12 persen, dan Tuban 15,02 persen.
“Ini menjadi tantangan kita bersama bagaimana bisa mereduksi kemiskinan ekstrem,” pungkas Wagub Emil. ***