SURABAYA ,- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim) bersama Pemerintah Provinsi kembali menyelenggarakan Java Coffee Culture (JCC) dengan menggandeng Pemkot Surabaya dan Festival Peneleh, yang mebgambil tema ” Sinergi Dalam Secangkir Kopi, Pengupas Potensi Ekonomi dan Harmoni Bangsa” . Acara ini diharapkan tidak hanya mengangkat potensi pariwisata sejarah kota surabaya, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sektor kopi.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkolaborasi dengan Bank Indonesia dalam menyelenggarakan Java Coffee Culture yang merupakan upaya untuk mengangkat potensi ekspor dan pariwisata kopi,” ujar Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Bandoe Widiarto pada kamis ( 27/06) di Surabaya.
Java Coffee Culture tahun ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekspor kopi dengan fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas. Bandoe menekankan, “Tiga hal ini sering menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan ekspor.”
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
JCC 2024 ini juga melibatkan Bank Indonesia Jatim dalam tiga pilar strategis untuk mendukung industri kopi, yaitu korporitasi produsen kopi, peningkatan kapasitas melalui technical assistant, dan fasilitasi pembiayaan melalui business matching.
“Bank Indonesia Jatim juga berperan aktif dalam mendukung para produsen kopi dengan berbagai inisiatif, termasuk peningkatan pemasaran digital,” tambah Bandoe.
Java Coffee Culture tidak hanya menjadi wadah untuk memamerkan produk kopi terbaik dari seluruh Jawa Timur, tetapi juga mengadakan berbagai kegiatan pendukung seperti talkshow dan lomba yang mengedukasi petani tentang rantai pasok kopi global.
“Target perolehan transaksi kami Rp16 miliar dalam ķ>Acara puncak Java Coffee Culture dan Festival Peneleh akan berlangsung pada 7 Juli 2024 di Jalan Tunjungan, Surabaya. Rangkaian acara tersebut meliputi lomba Sapta Pesona dan berbagai aktivitas kreatif lainnya yang melibatkan masyarakat setempat.
“Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, tidak hanya meningkatkan nilai jual kopi Indonesia tetapi juga memperkenalkan potensi pariwisata sejarah yang dimiliki Jawa Timur,” tutup Bandoe.