Institut Leimena Gandeng Unusa, Kembangkan Literasi Keagamaan Lintas Budaya

Avatar photo

- Pewarta

Minggu, 14 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SURABAYA – Dalam upaya memperkuat literasi keagamaan lintas budaya, Institut Leimena menjalin kerjasama strategis dengan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dalam acara Studium Generale bertema “Education Priorities and Religious Literacy In Globalizing And Intensely Religious World” yang diselenggarakan secara hybrid di Auditorium Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Unusa.

Acara yang berlangsung pada Minggu, 14 Juli 2024 ini menjadi momentum penting bagi kedua institusi dalam mengabdikan diri kepada masyarakat dan bangsa Indonesia. MoU yang ditandatangani mencakup pengembangan pemahaman dan penerapan literasi keagamaan lintas budaya. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kapasitas komitmen bangsa Indonesia dalam relasi dan kerjasama antar umat beragama di tengah dinamika nasional dan global.

Director Institut Leimena, Matius Ho, menyampaikan apresiasinya kepada Unusa atas kerjasama yang terjalin. “Kami sangat berterima kasih kepada Unusa yang telah bersedia bekerjasama dengan Leimena Institute. Komunikasi sangat penting dalam membangun masyarakat, dan agama sebagai dasar moral harus menjadi pijakan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Literasi keagamaan lintas budaya ini akan membawa suara baru yang menjadi unsur kedamaian bagi umat manusia,” ujarnya saat memberikan sambutan di Auditorium Lantai 9 Tower Unusa, Minggu (14/07).

Baca Juga:  Prajurit TNI AL Asal Bojonegoro Sukses Selesaikan Studi S2 di UNUSA

Matius menambahkan, Institut Leimena dan Unusa mengajak semua pihak untuk turut serta dalam upaya menyukseskan program literasi keagamaan lintas budaya, hal ini demi tercapainya perdamaian dan kerja sama yang lebih baik antar umat beragama.

“Kolaborasi ini juga mencerminkan komitmen kedua institusi dalam memperkuat perdamaian dan kerja sama antar umat beragama di Indonesia dan dunia. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang literasi keagamaan lintas budaya, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang lebih harmonis, toleran, dan inklusif,” ungkapnya.

Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., mengungkapkan kesiapan institusinya dalam menyukseskan program-program yang berkaitan dengan literasi keagamaan lintas budaya. “Unusa siap merancang dan melaksanakan program-program yang akan memperkaya pemahaman antar umat beragama, khususnya dalam bidang literasi budaya,” tegasnya.

Jazidie menambahkan, kerjasama antara Institut Leimena dan Unusa ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam mempromosikan literasi keagamaan lintas budaya di Indonesia. Program internasional bersertifikat yang diadakan oleh Institut Leimena akan memperkenalkan literasi keagamaan lintas budaya untuk guru sekolah, madrasah, dan pondok pesantren.

Baca Juga:  Anak Petani Berhasil Lulus Sarjana 3,5 Tahun di UNUSA

“Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penerapan literasi keagamaan yang lebih inklusif dan mendalam di kalangan pendidik sekolah, madrasah, dan pondok pesantren,” ungkapnya.

Acara Studium Generale ini juga menghadirkan dua narasumber utama yang memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya literasi keagamaan dalam konteks global.

Voice President G20 Interfaith Forum (IF20), Prof. Katherine Marshall, menjadi narasumber pertama yang membahas tantangan dan peluang dalam mengintegrasikan literasi keagamaan ke dalam pendidikan. “Sebanyak 84% warga dunia terafiliasi dengan agama tertentu. Oleh karena itu, kita perlu mengawal hal ini bersama-sama dengan melibatkan agama secara strategis di berbagai sektor,” ungkapnya.

Prof. Marshall menyoroti pentingnya literasi keagamaan yang berbeda bagi setiap profesi. “Literasi keagamaan ini merupakan isu yang banyak dibicarakan, dan setiap orang membutuhkan pemahaman yang berbeda tergantung profesinya. Ini adalah tantangan yang harus kita selesaikan bersama. Kita harus berpikir bahwa literasi keagamaan di tingkat pemangku kebijakan sangat penting untuk menyelesaikan isu ini,” jelasnya.

Dalam pertemuan G20 baru-baru ini, topik agama dibahas dalam berbagai konteks, termasuk dialog antaragama, penghormatan terhadap keyakinan agama yang beragam, dan upaya untuk mendorong perdamaian global. Forum Antar Agama G20 menyediakan platform bagi para pemimpin agama untuk mendiskusikan kontribusi komunitas agama dalam pembuatan kebijakan global dan pencapaian tujuan G20. Diskusi tersebut menyoroti pentingnya dialog antaragama sebagai sarana untuk menjembatani kesenjangan budaya dan agama, yang sangat penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan perdamaian.

Baca Juga:  Jasa Raharja Dukung Rekayasa Keselamatan Lalu Lintas di Kota Malang

Director Muslim-Jewish Relations di American Jewish Committee, Dr. Ari Gordon, menjadi narasumber kedua yang membahas pentingnya komunikasi antara komunitas Muslim dan Yahudi. “Ada banyak kesamaan antara ajaran Yahudi dan Muslim yang tertuang dalam kitab suci mereka. Kita harus membangun jembatan komunikasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dan memberikan perdamaian,” katanya.

Dr. Gordon menekankan tiga kompetensi utama dalam literasi keagamaan: personal, komparatif, dan kolaboratif. “Tiga kompetensi tersebut sangat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman terkait literasi keagamaan. Salah satu contohnya, kompetensi kolaboratif untuk memberi wawasan, khususnya melindungi masyarakat minoritas seperti Muslim dan Yahudi di Amerika. Dengan berkolaborasi, kita bisa menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh warga dunia,” tambahnya.

Berita Terkait

Ali Affandi Pimpin Wushu Jatim, Siap Bangun Atlet Bermental Juara
Kadindik Jatim: KSRG Google Bantu Pemerataan Pendidikan di Era Digital
Pemkab Malang Resmi Luncurkan Maskot Porprov Jatim IX 2025
Polda Jatim Tangkap Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Wanita Asal Blitar
Peringati Harlah ke-102 NU, Unusa Berikan Tambahan Beasiswa Khusus
Unesa Kolaborasi dan Inovasi Pendidikan Inklusi di Asia Tenggara
Cahyo Harjo Apresiasi Pelaksanaan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Jatim
KB-TK Al-Muslim Awali Kunjungan Pembelajaran Kebencanaan di BPBD Jatim

Berita Terkait

Sabtu, 22 Maret 2025 - 20:58 WIB

Ali Affandi Pimpin Wushu Jatim, Siap Bangun Atlet Bermental Juara

Jumat, 14 Maret 2025 - 17:12 WIB

Kadindik Jatim: KSRG Google Bantu Pemerataan Pendidikan di Era Digital

Minggu, 9 Februari 2025 - 20:09 WIB

Pemkab Malang Resmi Luncurkan Maskot Porprov Jatim IX 2025

Senin, 27 Januari 2025 - 22:16 WIB

Polda Jatim Tangkap Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Wanita Asal Blitar

Selasa, 21 Januari 2025 - 22:38 WIB

Peringati Harlah ke-102 NU, Unusa Berikan Tambahan Beasiswa Khusus

Berita Terbaru

Pameran seni kontemporer ini berlangsung pada 2 Agustus - 7 September 2025 di kompleks Balai Pemuda Surabaya. (Foto: Kominfo Surabaya)

Gaya Hidup

ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Media Seni Kontemporer

Minggu, 3 Agu 2025 - 10:47 WIB

Parkir di kawasan Jalan Tunjungan Surabaya (dok. Pemkot Surabaya)

Surabaya Raya

Pemkot Surabaya Resmi Tiadakan Parkir TJU Jalan Tunjungan

Jumat, 1 Agu 2025 - 17:51 WIB

EIGER Store Manyar 2 Surabaya (Istimewa)

Ekonomi Bisnis

EIGER Resmikan Flagship Store Manyar 2 Surabaya

Kamis, 24 Jul 2025 - 09:54 WIB

dok. Tim dari Basarnas saat bertemu Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, di Banyuwangi, Jumat (18/7/2025) (Foto: Pemkab Banyuwangi)

Daerah

Basarnas Akan Bangun Kantor SAR di Banyuwangi

Senin, 21 Jul 2025 - 22:07 WIB