Pasuruan, Jatiminside.com – Calon Gubernur Jawa Timur Nomor Urut 2, Khofifah Indar Parawansa, kembali melanjutkan agenda sambang pasarnya, Sabtu (16/11/2024).
Pasar Purwosari di Kabupaten Pasuruan menjadi destinasi ke-37 yang dikunjunginya selama masa kampanye Pilgub Jatim 2024.
Kunjungan ini bertujuan untuk menyerap aspirasi dan rekomendasi dari pelaku penggerak ekonomi utama di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Disambut dengan antusiasme tinggi oleh pedagang dan masyarakat sekitar, Khofifah mendapat dukungan berupa doa dan harapan agar berhasil melanjutkan kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Timur untuk periode kedua.
Selain itu, pertemuan tersebut dimanfaatkan para pedagang untuk menyampaikan keluhan terkait sepinya pembeli di pasar tradisional.
“Kalau kita mendengarkan rata-rata keluhan penjual di sini adalah sering sepi pembeli. Maka menurut saya literasi digital adalah solusi yang sangat urgen. Supaya mereka punya platform digital yang memungkinkan mereka untuk berjualan secara online,” ujar Khofifah.
Ia menjelaskan, dengan memanfaatkan platform digital, pedagang tetap bisa berjualan di pasar secara fisik, sekaligus menjangkau pembeli yang lebih luas melalui toko online.
Langkah ini, menurut Khofifah, akan membantu pedagang menyesuaikan diri dengan perubahan pola belanja masyarakat yang kini cenderung memilih kemudahan belanja dari rumah.
Namun, Khofifah juga menyoroti keterbatasan pemerintah dalam memberikan layanan literasi digital secara menyeluruh.
“Kalau dilihat di Jatim ini banyak sekali pasar, yang keluhannya sama soal sepinya pembeli. Kalau hanya mengandalkan pemerintah saja tidak nutut. Pemerintah tentu memiliki keterbatasan untuk memberikan layanan kebutuhan literasi digital yang begitu besar,” jelasnya.
Sebagai solusi, Khofifah mencanangkan sinergi antara pemerintah, sektor privat, dan perguruan tinggi. Ia berharap perusahaan-perusahaan besar di daerah seperti Pasuruan dapat menjadi “bapak asuh” atau “ibu asuh” yang memberikan mentoring dan pendampingan kepada pedagang pasar tradisional.
“Seperti di Pasuruan ini banyak perusahaan, bagaimana jika ke depan kita minta private sector untuk menjadi bapak asuh atau ibu asuh. Untuk bisa berikan mentoring bagi pedagang pasar tradisional yang ada,” tegasnya.
Menurutnya, pemetaan kebutuhan pelatihan dan pendampingan secara kolaboratif, harus dilakukan bersama pihak strategis lainnya. Pendampingan ini diharapkan terus berjalan hingga para pedagang mampu menjalankan bisnis secara online dengan lancar.
“Ini adalah upaya kita untuk menjaga dan melindungi geliat ekonomi mulai dari yang paling kecil agar tetap bisa memberi kesejahteraan bagi warga masyarakat Jawa Timur,” pungkasnya. (Hdi/Ir)