Surabaya, Jatiminside.com – Sebanyak 10 desa terbaik dari berbagai daerah berhasil menjadi finalis lomba desa inklusif tingkat nasional, UNESA Village Award 2024.
Ajang tersebut diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Desa dan Daerah (Pusbangdesda) bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Finalis memaparkan keunggulan dan inovasi mereka di Ruang LPPM lantai 6, Gedung Rektorat, Kampus II Lidah Wetan, Surabaya, pada Jumat, 29 November 2024.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penilaian dilakukan oleh tim yang terdiri dari akademisi UNESA dan perwakilan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia.
“Desa yang masuk final merupakan 10 terbaik dari total 176 desa yang mengikuti ajang UNESA Village Award. Setelah kami melakukan serangkaian seleksi ketat, 10 finalis hari ini presentasi penentuan juara,” ujar Kepala Pusbangdesda, Mufarrihul Hazin dalam keterangannya dikutip Selasa (2/12/2024).
Adapun sepuluh desa yang menjadi finalis adalah Desa Tapenpah, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur; Desa Purwo Bakti, Bungo, Jambi; Desa Suwat, Gianyar, Bali; Desa Mojorembun, Blora, Jawa Tengah; Desa Doudo, Gresik, Jawa Timur; dan Desa Jenggala, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Kemudian, Desa Parik Panjang, Agam, Sumatera Barat; Desa Modomang, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara; Desa Sumberkerang, Probolinggo, Jawa Timur; dan Desa Totallang, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
Setelah melalui presentasi dan seleksi akhir, juara pertama diraih oleh Desa Sumberkerang, Probolinggo, Jawa Timur, dengan nilai 207.
Sedangkan juara kedua adalah Desa Purwo Bakti, Bungo, Jambi, dengan nilai 191 dan juara ketiga ditempati Desa Modomang, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, dengan nilai 184.
“Desa yang menang memperoleh piala, sertifikat, dana pembinaan, serta program pendampingan berkelanjutan dari UNESA. Semoga ini bisa memotivasi desa di Indonesia untuk melahirkan program yang berdampak dan ramah bagi masyarakat,” ujar Kepala LPPM UNESA, Muhammad Turhan Yani.
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UNESA itu menambahkan, ajang ini bertujuan mengapresiasi desa-desa yang menunjukkan komitmen dalam inovasi dan peningkatan layanan demi mewujudkan desa yang inklusif.
Wakil Rektor III UNESA, Bambang Sigit Widodo mengapresiasi seluruh desa yang berpartisipasi dalam ajang tersebut.
“Berpartisipasi saja sudah menunjukkan komitmen untuk tumbuh bersama. Pengalaman dan inovasi yang dipresentasikan dapat saling menginspirasi untuk memajukan Indonesia dari desa,” katanya.
Kepala BPSDM, Luthfiyah Nurlaela, yang hadir mewakili Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyatakan bahwa kegiatan ini dapat menjadi acuan bagi UNESA dalam pengembangan program ke depan.
“UNESA Village Award menjadi bukti konkrit bagaimana kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dapat membawa dampak besar. Saya harap ini terus berlanjut dan menjadi agenda tahunan yang inspiratif bagi desa-desa di Indonesia,” ucapnya,” kata dia.
Kepala Desa Sumberkerang, Probolinggo, Jawa Timur, Beny Rechardo mengungkapkan rasa syukur atas penghargaan yang diraih.
Ia menambahkan bahwa program unggulan desanya meliputi layanan antar jemput bagi anak-anak disabilitas, kawasan khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus, serta pembagian bibit tanaman kepada warga untuk ditanam di halaman atau kebun mereka.
“Kemenangan ini saya dedikasikan untuk masyarakat Sumberkerang. Ke depan, kami akan merangkul semua lini sektor agar warga dapat lebih sejahtera,” katanya. (Rls/Hdi/Ir)